Seks, Video dan Publisitas

Oleh: Er Maya Nugroho


suaramerdeka.com-MASIH menghangat video intim pasangan 'mirip artis' itu bertebaran di jagad maya. Gambar hidup yang selayaknya disimpan untuk konsumsi pribadi malah laris manis dinikmati publik bak kacang rebus. Diunduh dan lalu disebarkan, dan kini dikomersilkan. Berita 'panas'nya bahkan masih menjadi trending topics di situs micro blogging, semacam Twitter dan Facebook.

Pelakon pria dan wanita utama di dalamnya ditengarai adalah pesohor negeri ini. Hebatnya, ditelisik lebih mendalam, sang pria dalam video intim itu dikabarkan memiliki lagi berpuluh video private-nya dengan sejumlah wanita, teman tidurnya. Lalu benarkah, si pria memiliki perilaku seks yang menyimpang?

Pakar seksologi, Dr. Boyke Dian Nugraha menilai orang yang membuat video porno diri sendiri termasuk dalam penyimpangan seksual, yaitu scopophilia. Scopophilia sendiri berasal dari bahasa Yunani, scopos, berarti melihat, dan philia yang bermakna kesenangan. "Jadi, mendapat kesenangan seksual dengan melihat objek erotis," jelas Boyke.

Penyimpangan seksual ini bisa dikaitkan dengan unsur narsisme, atau kecintaan berlebihan terhadap diri sendiri. Dari kacamata psikologi, perilaku narsis pada seks ini terpengaruh karena dorongan / kecenderungan untuk memamerkan bagian tubuhnya, atau yang akrab disebut exhibitionism. Pamer tubuh inilah yang menjadi salah satu upaya pelaku untuk membirahikan diri.

Seperti yang diungkap pada buku klasik Dictionary of Psychology (ed, Howard C. Warren), dalam kesehariannya, pelaku ekshibisionisme justru terlihat kentara pada kaum hawa, meski kecenderungan seperti itu tidak mereka sadari muncul di alam bawah sadarnya dan bersifat kompulsif atau sukar dihindari/ditolak.

Lalu, jika banyak wanita senang tanpa sadar membiarkan tubuhnya dinikmati mata pria yang seakan 'menelanjangi', maka kebanyakan pria pun lantas merasa terbirahi dengan menikmati dan memandang kemolekan tubuh lawan jenisnya. Hal inilah yang lalu memunculkan fenomena lain, seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu scopophilia.

Dengan memahami dua kata kunci di atas, ekshibisionisme dan scopophilia, maka proses take and give pun telah berjalan. Ada pihak yang senang pamer, dan ada pihak yang gemar menikmati. Ya, hubungan mutualisme dalam seks itu telah terwujud. Namun, adakah hubungan mutualisme jika menilik kasus video 'panas' yang santer beredar saat ini?

Ya, tentu saja ada. Keberuntungan sekaligus kepuasan itu ada pada perekam gambar. Sebagai pelakon sekaligus pelaku scopophilia, dirinya merasa puas, karena inilah sarana tepat untuk membangun perasaan hebat dan percaya diri. Kepuasan yang menjadi obat manjur atas penyakit rendah diri yang pernah hinggap dalam diri pelaku.

Lantas, bagaimana dengan para 'korbannya'? Kesediaan para wanita dikorbankan (baca:direkam) tak lepas dari peran mereka yang ikut pula menikmati keintiman itu. Mereka turn on dan tersebutlah mengalami sexual addict, sebentuk perasaan ternikmati, terpuaskan bahkan terangsang, hingga akhirnya mereka tak kuasa menolak untuk 'dikorbankan'.

Sayang, pengorbanan mereka akhirnya justru malah membuat mereka buntung. Momen intim yang unforgetable itupun harus jatuh ke tangan yang salah, 'ketelanjangan' mereka dinikmati gratisan, digandakan dan lantas diperjualbelikan dengan harga yang sangat-sangat miring.

Seks adalah hal yang sangat intim dan pribadi, namun kenyatannnya narsisme berbuah publisitas menjadikan seks tak lagi privasi. Kecanggihan teknologi telah membuat sebagian orang menuntaskan kenarsisan itu dengan cara yang salah. Lalu haruskah video tape dan kamera kita musnahkan saja?

Ya, kasus video sex 'mirip artis' yang beredar saat ini telah mengingatkan saya pada judul sebuah film "Sex, Lies and Videotape" Bahwa seks dalam video tape itu bukanlah sebuah kebohongan kepada publik, toh, video itu nyata-nyata sudah beredar cepat ke seantero negeri.

Jadi sekali lagi, memang menjadi hak sepenuhnya bagi Anda dan setiap pasangan manapun untuk mengabadikan setiap momen intimnya. Namun bijak kiranya jika Anda bersedia menahan diri, apapun alasannya. Karena sebuah hasrat hendaknya jangan terlalu dipenuhi, karena bisa berdampak buruk, menyesatkan.

Pria Menolak Seks, Alasannya?

suaramerdeka.com-DI awal pernikahan, hidup memang terasa selalu indah saja. Pun kehidupan seks Anda menyala bergairah, dan selalu ada banyak waktu untuk beraksi di atas tempat tidur. Namun, semakin lama pernikahan itu dijalani, kejenuhan mendadak melanda. Intensitas bercinta pun tak lagi dijalani sesering dulu.


Kondisi ini wajar karena pengaruh berkurangnya hormon yang berdampak pada keintiman. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bagi Anda dan pasangan untuk tidak lagi mesra dan 'panas' seperti dulu lagi.

Debbie Magids, Ph.D., penulis All the good Ones Aren't Taken, menjelaskan "Kebanyakan lelaki berusia 20-an dan 30-an tahun memiliki libido tinggi. Jadi, jika dorongan seksual berkurang, itu merupakan gelaja yang jelas bahwa ada sesuatu yang terjadi, entah itu dalam kehidupannya atau dalam hubungan Anda"

Berikut ini sejumlah alasan yang mungkin menyebabkan pasangan tidak menginginkan seks dengan Anda:

Stres

Jay Carter, PsyD, penulis buku Nasty Men, menjelaskan "Rasa kewalahan, letih, atau stres akan menurunkan dorongan seksual seorang lelaki" Jadi, jangan heran jika pasangan Anda sering lembur di kantor atau menghadapi masalah keluarga yang berputar di sekelilingnya, hal itu lantas membuat otaknya lelah. Bercumbu pun membuatnya tak lagi bersemangat.

Stres tentu saja berpengaruh buruk pada kehidupan seskual Anda. Menghadapi ini, Anda harus bisa lebih mengerti kondisinya. Berikan perhatian dengan menggosok punggung atau lehernya selepas ia pulang bekerja. Putarkan juga musik bernada lembut, ini untuk mengurangi ketegangannya. Kondisi rileks ini membuat gairahnya bangkit kembali.

Marah

Pria marah sering diidentikkan dengan berlaku kasar dan liar, namun adakalanya pria menghadapi rasa marahnya dengan menarik diri dalam diam. Disini bisa diartikan bahwa dia pun melakukan penolakan terhadap seks. Kemarahannya telah mengikis gairahnya.

Panasnya api gairah yang tiba-tiba dingin membeku, terkadang kondisi ini tak Anda sadari. Anda mungkin telah dengan sengaja membuatnya marah atau tersinggung. Karenanya perlulah Anda mengatasi ego dan emosinya yang meledak-ledak. Cobalah rayu dia, dan biarkan dia tahu bahwa Anda membutuhkan dirinya.

Tidak percaya diri

Sebuah kecemasan dan harga diri yang terluka, jika pasangan merasa tidak mampu memberikan kepuasan kepada Anda. Magids menambahkan, "Seks membuat lelaki merasa jantan. Jadi, jika dia memiliki kesulitan saat beraksi atau merasa Anda tidak menikmatinya, dia merasa dikebiri dan mungkin berhenti mencoba karena takut akan menghadapi kegagalan yang sama"

Jika Anda manyadari bahwa pasangan menyimpan kecemasan terbesar tentang performanya, jangan buru-buru Anda mengambil sikap dan jarak terhadapnya. Patricia Covalt, Ph.D., terapis seks dan penulis buku What Smart Couples Know menyarankan, "sebaiknya katakan secara santai apa yang Anda inginkan untuk dilakukannya secara seksual".

Usaha Anda untuk membantu mendongrak gairahnya ini, akan membuat ego dan libidonya bangkit kembali.

Empat Langkah Mencapai Kepuasan

suaramerdeka.com-MALAM indah dalam kedekatan raga sebentar lagi akan Anda lalui bersama pasangan. Namun, tiba-tiba Anda merasa terintimidasi oleh perasaan tak mampu mencapai puncak dan tak merasa puas. Anda yang merasa sudah memberikan performa yang terbaik untuk pasangan, ternyata tetap sulit untuk mencapai kata puas saat intim bersamanya.


Dan berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda lakukan agar berhasil menuju "kesana" :

Persiapan diri

Anda tidak akan pernah sampai "kesana" jika Anda tidak benar-benar siap. Siap disini dalam arti, fisik maupun psikis (kejiwaan). Fisik sehat namun mengalami stres atau depresi, tak akan membawa sebuah hubungan intim berjalan lancar, begitu juga sebaliknya. Rawatlah tubuh Anda dan singkirkan sementara beban pikiran, hal ini akan membuat Anda lebih nyaman dan menjadi percaya diri.

Cintai tubuh Anda

Demi mendongkrak rasa percaya diri Anda di depan pasangan, tak perlu kata "mahal" untuk operasi plastik berkali-kali atau liposuction dimana-mana, untuk mendapatkan tubuh yang proporsional. Yang dibutuhkan sederhana saja, Anda hanya perlu menumbuhkan kecintaan terhadap tubuh Anda. Buatlah diri Anda senyaman mungkin. Tak perlu cemas lemak tubuh Anda terlihat berlipat-lipat kala dia berada di atas Anda. Ketakutan Anda karena tubuh yang kurang seksi, hanya akan membuat Anda merasa tak nyaman dan menghambat jalan untuk meraih kepuasan bersamanya. Ingat, jadilah diri sendiri dan yakinlah dia mencintai apapun adanya diri Anda.

Relaksasi

Relaksasi ternikmat adalah saat dimana Anda melepas segala ketegangan syaraf-syaraf tubuh dengan bercinta. Bayangkan diri Anda seperti benar-benar tenggelam di tengah empuknya kasur busa, hangatnya selimut serta kulit tubuh Anda dan pasangan yang saling bersentuhan. Lemaskan seluruh tubuh dan bayangkan Anda mengambang di udara. Inilah cara mudah agar Anda mudah mencapai klimaks. Jika Anda kesulitan untuk merasa santai, cobalah minum segelas anggur sebelum sesi bercinta. Hangatnya anggur yang merasuk ke dalam darah akan membuat Anda merasa lebih santai.

Terbuka

Sebagian wanita kerap menyembunyikan hasratnya dan memilih tidak terbuka pada pasangan. Hingga terkadang wanita lalu memilih berpura-pura saja orgasme demi menyenangkan hati pasangan. Hal ini disebabkan faktor budaya yang terlanjur melekat dalam masyarakat, bahwa wanita harus bisa mencapai orgasme. Namun tanpa adanya keterbukaan dengan pasangan, kepuasan itu mustahil bisa didapat. Karenanya tak usah malu meminta dan menunjukkan area-area di tubuh Anda yang ingin disentuh dan dirangsang. Ingat, yang harus Anda lakukan untuk mencapai kepuasan adalah sikap terbuka dan nikmati saja keintiman itu bersamanya.